SLOW FOOD, SLOW LIFE, OR DIE

Oleh. F.W. Pei

KECEPATAN bisa jadi adalah salah satu teks sakral ideologis yang merasuki dunia modern. Embel-embel instant, fast, high-speed, high access atau ekspres telah menjadi warna yang akrab di dalamnya. Layanan informasi cepat, large bandwidth, processor berkecepatan tinggi, pesawat jet, fastfood, adalah beberapa hal yang merepresentasikan bagaimana dunia modern menjawab dan menyikapi kebutuhan akan kecepatan. Sebuah command (perintah) yang tadinya dieksekusi dalam bilangan menit pada komputer generasi awal, saat ini dapat dituntaskan hanya dlm hitungan detik. Rutinitas makan pagi yang memakan banyak waktu, saat ini hanya butuh eksekusi air panas yang diproses dalam tiga menit untuk sarapan ‘penuh energi’; sereal instan, mie gelas instan, kopi three in one sachet dan produk kemasan-kemasan instan lain yang instruksi penyajiannya kurang lebih sama; “Rendam dalam air mendidih selama kurang lebih 3 menit!” atau “Dapat langsung dimakan!” Baca entri selengkapnya »

Comments (10) »

PANGGILAN UNTUK MENOLAK KETERASINGAN

Oleh: Setiaji P.

KOTA sedari awal sejarahnya adalah ruang ketika pertanian berujung dan industri bermula. Kota-kota senantiasa mengandung hasrat menjemput janji modernisasi seraya menerus melucuti kesempitan horison tradisi agraris desa. Kota-kota mutakhir menegaskan keberbedaan itu dalam caranya yang kian garang : nilai tukar pertanian merosot secara gradual di hadapan nilai tukar barang-jasa konsumsi kota. Barang plastik merambah desa dan berlaku sebagai undangan, persisnya sebagai rayuan maut, kepada warga kampung untuk berurbanisasi. Sebaliknya, padi dari desa disedot oleh kota tanpa kota mau tahu kisah petani dan cangkulnya. Ini sebuah tampilan ketimpangan terpelihara yang dengan sendirinya merupakan bujukan maut bagi warga desa untuk terhisap sebagai laron-laron kota. Baca entri selengkapnya »

Leave a comment »

RAHASIA MENJADI RADIKAL SEPERTI APA YANG KITA INGINKAN ADALAH MEMBIAYAI REVOLUSI ITU DENGAN DIRI SENDIRI

Oleh : Diterjemahkan dan diadaptasi oleh : F.W. Pei – dari Adbuster The Magazine #64

JIKA Mohandas Gandhi adalah tipikal aktivis Amerika Utara saat ini, ia mungkin akan menggunakan setelan jas lengkap dan bekerja di kantor mahal dengan gelar hukumnya yang terpajang secara mencolok. Ia hanya punya sedikit waktu untuk memimpin aksi protes, sejak setiap minggunya dihabiskan untuk pertemuan dengan lembaga donor. Dan daya tarik makan siang akan sangat berat dilaluinya dengan berpuasa. Ia akan berhati-hati dengan konsep gerakan garamnya atau pemboikotan katun, agar tidak menyakiti perasaan para pendonor. Untuk mempertajam gerak majunya pada pendonor ia akan mencari-cari proyek tahunan baru yang mendekati topik yang sedang difokuskan, mungkin mengadakan konferensi dalam bahasa inggris mengenai penodaan hak asasi manusia atau film dokumenter tentang aktifitas anti-kolonial di New Delhi. Untuk menjaga sekutu-sekutunya tidak pergi secara diam-diam ke pendana-pendana inti, ia akan tetap menjaga jaraknya dan cenderung membicarakan hal-hal yang buruk di belakang mereka. Baca entri selengkapnya »

Comments (4) »